Hantu tercanggih 2019 mengambil uang langsung dengan amplopnya adalah kenyataan yang sesungguhnya. Bukan kisah fiktif apalagi hasil imajinasi penulis blog ini. Kenyataan yang sungguh diluar nalar dan mengganggu kredibilitas orang-orang di sekitarnya.

fkm

Si anak bayiiii dan wanita berkerudung kebun bunga kagak usah dihitung 😀

Alkisah, disebuah perkantoran yang nilai akreditasnya B besar, terdapat 3 (tiga) orang yang bertugas sebagai pengelola keuangan (((DIVISI KEUANGAN))) di kantor tersebut. Ada Bendahara pengeluaran, PPABP -bendahara gaji- dan seorang staf pengelola keuangan. Saya salah satu yang memegang tugas krusial di dalamnya.

Tugas krusialnya apa cooba? Yaitu mendownload drama Korea bagi teman seruangan saya demi kelangsungan kesehatan mental penghuni di dalamnya, hahahaha. Yeps, jiwa mereka 10 tahun lebih muda sejak temanan sama saya. See, saya membawa aura positif bangetkan? wkwkwkwk.

Memasuki tahun 2019, kehidupan kami -yang aman damai tentram- terganggu oleh eksistensi makhluk tak kasat mata yang sialnya sangat mengganggu kredibilitas kami sebagai tonggak kemakmuran Fakultas ada deh.

…

Saya masuk sebagai salah satu personil trio kwek-kwek dalam divisi keuangan semenjak tahun 2012. Saat itu saya masih singlet ladies dan bisa dibilang masih anak bawang banget! Jadi tugas saya gak berat-berat banget sih. Maklum, newbi!

Palingan bikin SK KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) untuk honor mengajar, menguji, dosen luar biasa, dll dkk dsb. Setelah sukses membuat SK KPA, biasanya saya akan mengorbit ke rektorat untuk minta paraf para pejabat dan sekalian minta ttd Pejabat KPA.

Tupoksi saya saat itu sebagai staf -ahli- bendahara di bidang per-honor-an. Sampe dipercayakan pegang uang honor para dosen berjuta-juta nilainya. Sekali waktu saya pernah menolak, dengan alasan iman saya masih cetek, apalagi masalah uang. Tetapi bendahara dan bos-bos saya lainnya mengabaikan alasan tersebut.

Tahun 2012 belum ada aturan ketat dimana harta kekayaan pegawai wajib masuk rekening. Tahun dimana blackberry happening banget itu, penerimaan honor di luar gaji, terimanya tunai!

Hal tersebut membuat beberapa pegawai merasa bersyukur karena kekayaan mereka diluar dari gaji tidak terdeteksi pasangan mereka. Untuk menebus rasa syukur, sebagai tangan kanan bendahara yang membagikan honor tersebut, saya kecipratan ekor-ekornya doong! Ekor-ekor dari honor mengajar yang mereka terima. Alhamdulillah. Rejeki single solehah mah gak kemana, hahaha.

Karena malas membawa pulang uang kantor di rumah, akhirnya honor-honor tersebut saya taruh di laci meja. Bukan tanpa sebab sih, kalau uang kantor hilangnya di rumah (diluar kantor) saya otomatis mengganti dong! Tetapi kalau hilangnya di kantor, masih wilayah perkantoran dan sepertinya kecil kemungkinan untuk mengganti, hihihi :D.

…

Setelah level ‘ilmu dalam’ saya tentang keuangan berkembang dari tahun ke tahun, pimpinan mempercayakan saya sebuah jabatan yang menempa karakter saya menjadi super galak, hahaha. Bergelut tentang segala rupa mengenai administrasi belanja rutin pegawai. Sampe sering bertarung sama pegawai yang tidak terima dengan penghasilannya, wkwkwk.

Sometimes, saya memang salah menginput nilai dan biasanya saya langsung bikin kekurangan ketika terdeteksi salah menginput nilai. Tapi sometimes juga, they dont understand the rules sampe penghasilan mereka bisa masuk ke rekening. Nah, yang bikin saya sering ngestater kemudian ngegas kencang alasan kedua itu, hahaha.

Persoalan penghasilan rutin pegawai jika ada masalah, masih bisa dijelaskan dengan alasan yang masuk akal. Karena kejadiannya berpusat di dimensi waktu manusia. Namun ketika muncul masalah yang tidak bisa dijelaskan secara logika, apa namanya coba itu? Dan itulah yang saya maksudkan dengan terbitnya judul di atas.

Sejak Kapan Sih Kejadiannya?

Bulan kedua setelah perayaan tahun baru memasuki 2019, bendahara mempercayakan saya mengambil alih urusan konsumsi kegiatan mahasiswa di kampus. Setelah melaksanakan tugas, sisa uangnya biasanya saya amplopkan dan menyimpannya di laci meja.

Agar uangnya tidak bercampur dengan uang pribadi yang biasa saya taroh di laci meja juga, amplopnya saya beri judul dengan font tulisan 28 “UANG KEMBALI KONSUMSI KEGIATAN BLABLABLA”.

Senin yang nahas itu -lupa tanggal berapa-, bu bend (sebutan untuk bendahara saya :-P) meminta uang kembalian konsumsi tersebut. Otak saya yang mempunyai tuposi di bidang memori rasanya masih oke banget dan menuntun saya secara spontan membuka laci untuk mengambil uang tersebut.

Hilang

Beserta dengan uang pribadi (biasanya uang angkot, cuy) ikutan hilang. Padahal waktu hari jum’at sebelum kembali ke rumah, uang tersebut saya taruh di laci kemudian di atasnya saya timpa menggunakan uang pribadi dan lacinya di kunci. What the hell is this!

Selama 7 tahun berkiprah di divisi keuangan, baru kali ini uang saya raib dalam laci meja yang terkunci. Ter-KUNCI-. Jangan tanya bagaimana perasaan saya. Gado-gado! Apalagi bu bend sudah ngamuk-ngamuk. Aduuh, mimpi apaan saya malam sebelum kejadian? Jumlahnya lumayan besar. Sekitaran 300 ribu. Bisa di pake beli the saem aloe vera 2 jar, hahaha.

Singkat kata singkat cerita, kejadian hilangnya uang di laci saya hampir 5 kali dan bu bend jadi ikut-ikutan mau mencoba sensasi hilangnya uang dalam laci dengan menyimpan beberapa lembar uang biru dalam amplop. HILANG!

Sudah di luar nalar manusia mah ini. Jika menelisik ilmu tuyul dalam mengambil uang korbannya, biasanya ia akan mengambil selembar dualembar. Bukannya se amplop! Tuyulnya milenial banget kalau sampe mengambil 1 amplop, 2 amplop bahkan beberapa amplop.

Mendatangi Dukun Sakti

Karena merasa terancam dengan kejadian yang menimpa ruangan kami tahun 2019, bu bend berinisiatif mencari orang pintar untuk menguak si pencuri uang se amplop! Dilema banget! Disatu sisi itu musyrik kan ya? Tetapi disisi lain bikin gemes!

Saat mengunjungi si dukun sakti, kebetulan saya sedang dinas luar sehingga hanya menerima hasil akhir dari perdukunan bu bend, hahaha. Sesuai dugaan saya, hasilnya gak jauh-jauh dari makhluk tak kasat mata. Semacam ingin maen-maen gitu loh.

Sebagai titisan dari seorang pria sakti, mengunjungi dukun sakti lainnya jelas mencoreng kredibilitas bapak saya! huwahahahaha.

Kondisi Aman Terkendali

Setelahnya, kondisi ruangan saya kembali aman. Karena saya berjanji tidak akan menyimpan uang di dalam laci dan merekonstruksi sumpah bahwa tidak akan menyimpan uang kantor di rumah berubah menjadi oke baiq saya rela deh menyimpan uang kantor di rumah.

Sebisa mungkin, saya tidak menyimpan uang di laci meja kantor. Kalau barang berharga seperti cincin emas atau gadget, mau ketinggalan seminggu di laci meja pun tidak akan bergeser posisinya. Namun kalau uang,  beugh, pergeserannya secepat cahaya.

Kembali Merasakan Kehilangan

Bulan Agustus, saya mendapatkan titipan dari cpns. Berupa uang tunai dan digunakan untuk bersama-sama. Ribet akh! Intinya para cpns yang baik hati dan tak pelit itu, mereka mentraktir kami divisi keuangan dan rekanannya. Uang traktiran itu dititipin ke saya.

Saya amplopkan, memasukannya ke dalam tas. Tasnya saya simpan di atas meja dan saya gentayangan mengikuti ibu Ketua Dharma Wanita Persatuan Fakultas ada deh menjenguk kebun kami yang tumbuhannya mulai bermekaran.

Selain itu, kami juga mengunjungi kebun fakultas tetangga untuk mencotek design kebun mereka, hahaha. Aduh, ibu ketua salah pilih teman jalan deh!

Sepulang dari gentayangan di luar ruangan, saya masuk kembali ke ruangan. Mengambil tas dan pulang ke rumah.

20181005_152244-01

2 Hari kemudian, ketika hendak mentraktir teman-teman seruangan, uang dalam amplop hilang dong! Senilai jutaan rupiah. Rasanya kepengen teriak dan memaki. Namun, rupanya iman saya lagi tinggi-tinggi dan memilih mengikhlaskan. Tumben banget iman saya tinggi banget menyangkut uang.

3 bulan kemudian, uang kantor yang saya pegang kembali hilang. Uang arisan Dharma Wanita yang saya potong dari gaji pegawai. Seperti biasa, saya amplopkan dan menulis judul di depan amplopnya.

Karena menunggu asisten ibu ketua yang luama pake banget datang mengambil uang arisan dan kebetulan yang menyenangkan ibu Wakil Dekan III mentraktir makan siang, maka jadilah uang arisan tersebut saya titipin ke laci bu bend.

Sepemantauan saya, bu bend mulai aktif memasukkan dan mengeluarkan uang dari lacinya tanpa mengomel karena uangnya hilang. Susuatu yang “waaaah, roman-romannya aman nih”. Sehingga, laci bu bend yang terpikirkan untuk menitipkan uang arisan tersebut.

Sejujurnya, saya menawari bu bend agar menyimpannya di brankas, namun saat itu lagi mati lampu dan kami sedang ketiban rejeki dan saya malas mendengar bu bend mengomel karena harus membuka brankas dalam keadaan gelap gulita, akhirnya saya ikuti saja gerakan tangan bu bend ketika membuka laci mejanya, hahaha

Hilang!

Setelah berbulan-bulan merasa aman uangnya berada di dalam laci, dengan kejadian yang kami alami, akhirnya bu bend kembali meraung-raung. Mengomel sejadi-jadinya. Khas omelan emak-emak yang anaknya dengan sengaja menghilangkan uang UKT yang nominalnya bisa  membeli emas 24 karat.

Dan sasaran omelannya pun adalah saya! s-a-y-a!

Apakah Bu Bend Kembali Mengunjungi Dukun Sakti?

Salah satu yang dikunjunginya adalah bapak saya. Berhubung karena -mantan- anak gadisnya yang mpunya uang, sehingga ilmu bapak saya tidak mempan. Ia tidak bisa membaca tangan yang seperti ia lakukan jika ada yang meminta pertolongannya.

Bapak hanya terdiam sambil sesekali mandangi wajah anak gadisnya. Ada beberapa kejanggalan yang bapak lihat, namun enggan untuk mengatakannya. Bapak hanya tersenyum dan berbicara seadanya.

Berbicara tentang bagaimana makhluk ghaib bisa mendekati kita lengkap dengan trik agar makhluk-makhluk tersebut menjauhi kita.

Bu bend masih menyimpan rasa penasaran yang besar. Ketika saya menjalani cuti tahunan (saat tulisan ini publish, saya masih cuti loooo :-p), iseng-iseng saya bertanya kepada orang sakti di wilayah lain.

Menceritakan apa yang terjadi pada ruangan saya.  Ada Jawabannya membuat saya ngakak guling-guling.

“KAMU TERLALU ALIM SIH!”

Diiiiih. Napa hantunya jadi sensi amat sih? Apa hubungannya cooba sama keALIMan seseorang? wkwkwkwk. Kejadian 2019 yang menimpa saya di divisi keuangan sepertinya sebuah firasat. Sebuah pertanda.

Should i survive? or….. resign from financial division!

â™ â™ â™ 

Jika saya nekat menceritakan hal tersebut kepada teman-teman di kantor, pastinya tak ada yang percaya. Dan bisa jadi berdasarkan alibi mereka, pelaku hilangnya uang di divisi keuangan adalah para staf pengelola keuangan, hahaha.

Karena penghuni ruangan tersebut hanya kami bertiga. Atau jangan-jangan ada makhluk lain yang mengorbit disekitaran kami? Who knows! *mendadak merinding*

Kendari, malam disaat sms bangking berbunyi pertanda gaji telah masuk :-p
Raya Makyus